memulai menuntut ilmunya dengan menghafal AQuran.
Ketika beliau berumur 19 tahun, baliau di ajak oleh orang tuanya untuk tinggal di Damaskus karena Damaskus saat itu merupakan kota santri dan ulama. Beliau disekolahkan oleh orang tuanya di Madrasah Rawahiyah.
Beliau tidak menyia-nyiakan waktu kecuali untuk menuntut ilmu, sehingga dalam waktu empat bulan setengah, beliau mampu menghafal kitab Tanbih karya Abu Ishak Syairazi dan menghafal seperempat kitab al-Muhazzab dalam waktu lima bulan setengah. Sehingga kecerdasan beliau tersebut membuat gurunya kagum dan ta’jub kepadanya dan dia pun dijadikan pengajar di madrasah tersebut.
Beliau tidak pernah tidur di atas kasur, apabila rasa ngantuk menghampiri beliau, beliau langsung tidur di atas kitab, ketika bangun dari tidurnya beliau berkata: Innalillahi wainna ilai rajiun, sungguh saya telah menyia-nyiakan banyak waktu untuk tidur. Dalam sehari beliau menghadiri 12 majelis ilmu dari berbagai macam displin keilmuan. Berikut rinciannya:
- Dua majelis untuk kajian kitab al-Wasith karya Imam al-Ghazali
- Dua majelis untuk kajian kitab al-Muhazzab karya Imam Abu Ishaq Asy-Syairazi
- Satu majelis untuk kajian kitab al-Jam'u Baina Shahihain
- Satu majelis untuk kajian kitab Shahih Muslim