Namun keberadaan mazhab Asy-Syafi'i yang dominan di kedua negeri haram itu sifatnya tidak menafikan keberadaan mazhab lain.
Sehingga sepanjang masa Mekkah dikenal sebagai negeri yang ramah kepada semua mazhab. Meski Mazhab Asy-Syafi'i mendominasi, namun empat mazhab tetap eksis dan diberi ruang, baik mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali.
Coba perhatikan bahwa dulu KH Hasyim Asyari pendiri NU itu belajar fiqih mazhab Syafi'i di Mekkah, termasuk juga Syei kh Yasin Al-Fadani, dan banyak ulama nusantara yang merupakan lulusan madrasah di Masjid Al-Haram.
Yang menarik ternyata di masa lalu semua mazhab itu hidup rukun damai dan saling bantu. Contoh sederhananya hingga masa terakhir ini adalah sosok Syeikh Alawi Al-Miliki. Sesuai namanya beliau ini ulama fiqih yang bermazhab Maliki.
Namun ternyata Beliau juga mengajar fiqih kepada warga Indonesia yang bermazhab Syafi'i. Tapi bukan dalam rangka membodohi muridnya yang bermazhab Syafi'i sambil menggiring opini pindah mazhab ke Maliki. Tidak demikian.
Beliau justru mengajar fiqih mazhab Syafi'i. Karena beliau memang menguasai ilmu perbandingan mazhab. Mau belajar fiqih mazhab yang mana saja, beliau punya ilmunya.
Sayangnya orang pinter model Beliau itu agak langka. Kebanyakan ulama tahunya cuma satu mazhab saja. Kalau disuruh mengajar fiqih dengan