suami atau istri tercinta akan terbayarkan ketika studinya berhasil. Yang menyakitkan justru ketika sudah berkorban harus berpisah dengan pasangan hidup bertahun-tahun di rantau, ternyata ujungujungnya tidak sukses juga. Studinya gagal tidak sampai lulus. Itu sangat menyakitkan dan perlu dipertimbangkan masak-masak.
2. Tugas
Adakalahnya hidup terpisah jarak antara suami istri disebabkan tugas dari kantor. Ini sering terjadi pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dinamis. Kantornya sering melakukan rotasi, mutasi atau pun promosi.
Pegawai pajak dan cukai di lingkungan Kementerian Keuangan misalnya, termasuk yang sering mengalami hal-hal seperti ini.
Para prajurit di barisan TNI dan Kepolisian termasuk juga yang sering berpindah-pindah penugasan. Sebagian yang berpangkat tinggi, biasanya ikut memboyong anak dan istrinya.
Namun yang pangkatnya rendah, tentu belum bisa menikamati tunjangan sebagaimana para elitnya. Maka terpaksanya tugas yang berpindah-pindah itu menyebabkannya harus berpisah hidup dengan istrinya.
Bahkan dalam keadaan berperang, mau tidak mau semua pasukan harus meninggalkan istrinya untuk berjuang di medan laga. Tidak ada rumusnya perang tapi bawa istri dan anak. Itu bukan perang namanya tetapi kita sebut transmigrasi.